Klasifikasi Ikan Bandeng
Menurut Sudrajat (2008) Klasifikasi
ikan bandeng (Chanos chanos) adalah sebagai
berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
osteichthyes
Ordo :
Gonorynchiformes
Familli :
Chanidae
Genus :
Chanos
Spesies :
Chanos Chanos
Sirip dada ikan bandeng terbentuk dari lapisan semacam lilin, berbentuk
segitiga, terletak dibelakang insang disamping perut. Sirip punggung pada ikan
bandeng terbentuk dari kulit yang
terlapisih dan licin, terletak jauh
dibelakang tutup insang dan berbentuk
segiempat. Sirip pungggung tersunsun dari tulang sebsnyak 14 batang.
Sirip ini terletak persis pada puncak punggung dan berfungsi untuk
mengendalian diri ketika berenang. Sirip perut terletak di bawah tubuh dan sirip anus terletak di bagian depan anus,
di bagian paling belakang tubuh ikan
bandeng terdapat sirip ekor
berukuran paling besar di
bandingkan sirip-sirip lain. Pada
bagian ujungnya berbentuk runcing, semakin ke pangkal ekor semakin lebar dan
membentuk sebuah gunting terbuka. Sirip
ekor ini berfungsi sebagai kemudian laju
tubuhnya ketika bergerak (Purnowati et al., 2007)
Habitat Ikan bandeng
Ikan bandeng termasuk ikan jenis eurihaline, dimana
dapat hidup pada kisaran kadar garam yabg cukup tinggi (0-140 promil). Oleh
karena itu ikan bandeng dapat hidup di daerah (kolam/sawah), air payau
(tambak), dan air asin (laut) (Purnowati,et al., 2007). Ketika mencapai usia dewasa ikan bandeng akan kembali ke
laut untuk berkembang baik.
(Purnowatddk., 2007). Pertumbuhan ikan
bandeng relatifcepat, yaitun 1,1,1,7% bobot badan/hari (Sudrajat, 2008) dan
bisamen capai berat rata-rata 0,60 kg pada usia 5-6 bulan jika diperlihara
dalam tambak (Murtidjo, 20002).
·
Suhu
·
Arus
·
Salinitas
Pada umumnya ikan bandeng menyenangi perairan dan
hidup pada lapisan permukaan hingga kedalam 30 meter dengan kisaran suhu
optimal 20-28C.
Cara memijah ikan bandeng
Secara kesuluruhan, jumlah
ikan bandeng jantan lebih banyak dari
pada ikan betina. Perbadingan antara ikan bandeng dan betina dan sebesar 1,2:1. Hasl uji ikan
bandeng jantan dan betina menunjikan rasio dalamkeadaantidak
seibang,(purnowati) umumnya perbedaan jumlah ikan bandeng terkangkap oleh
nelayan berkaitan dengan pola tingkah laku ruaya ikan. Baik baik untuk memijah
maupun mencari makanan. Hal ini diduga karena
proses alami dari strategi
reproduksi ikan, yaitu jumlah ikan jantan lebih banyak dari pada betina lebih
banyak dibutuhkan untuk memenuhui kualitas sprema dalam
menujang keberlasilan untuk reproduks, meskipun belum diketahui secara belum
pasti komposisi jantan dan betina dalam pemijahan. Hal ini
berhubungan dengan fertilisasi eksternal ikan yang memiliki fatok penghambat
yang sangat besar, seperti faktor lingkungan dan predator. Kualitas sperma yang
dibutuhkan untuk membuahi sel telur
harus da jumlah yang banyak.
Cara Inkubasi Ikan Bandeng
Volume tempat pemijahan
induk 30-100 ton dengan kedalaman sekitar 1,5-3,0 meter berbentuk bulat
dilengkapi dengan aerasi yang kuat menggunakan “diffuser” hingga dasar tempat
pemijahan. Tempat pemijahan ditutup dengan jaring. Lakukan pergantian air
minimal 150 % setiap hari. Kepadatan tidak lebih dari satu induk/ 2-4
meter kubik air. Pemijahan ini umumnya
dilakukan pada malam hari. Induk jantan akan mengeluarkan sperma dan induk
betina akan mengeluarkan telur sehingga fertilisasi terjadi secara eksternal.
Inkubasi telur
·
Telur tersebut diinkubasi selama 6 jam
·
Inkubasi pada bak inkubasi
·
salinitas bak sebesar 30 permil
·
Setelah selesai kemudian dipindahkan ke bak penetasan
·
Pemindahan dilakukan dengan peningkatan salinitas menjadin 40 per mil
dengan tujuan mempermiudah penyerokan.
Hasil penetasan telur yaitu :
·
dibilas dengan air tawar bersih.
·
Telur yang menetas dalam waktu 24 – 26 jam kemudian mengalamai proses
perkembangan secara bertahap menjadi larva selanjutnya nener yang siap untuk
dipelihara atau pun dijual.
Kebiasaan makan ikan bandeng
Bandeng termasuk herbivora
(pemakan tumbuh-tumbuhan). Ikan ini memakan klekap, yang tumbuh di pelataran
kolam. Bila sudah terlepas dari permukaan tanah, klekap ini sering disebut
sebagai tahi air. Pakan bandeng terutama terdiri dari plankton (Chlorophyceae
dan Diatomae), lumut dasar (Cyanophyceae), dan pucuk tanaman ganggang (Nanas
dan Ruppia). Tumbuh-tumbuhan yang berbentuk benang dan yang lebih kasar lagi
akan lebih mudah dimakan oleh ikan bandeng bila mulai membusuk.
Ikan bandeng mempunyai
kebiasaan makan pada siang hari. Di habitat aslinya ikan bandeng mempunyai
kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas dasar laut, berupa tumbuhan
mikroskopis seperti: plankton, udangrenik, jasadrenik, dan tanaman multiseluler
lainnya. Makanan ikan bandeng disesuaikan dengan ukuran mulutnya.
Pada waktu larva,
ikanbandengtergolongkarnivora, kemudianpadaukuran fry menjadi omnivore. Pada
ukuran juvenil termasuk ke dalam golongan herbivore, dimana pada fase ini juga ikan bandeng sudah
bisa makan pakan buatan berupa pellet. Setelah dewasa, ikan bandeng kembali berubah menjadi omnivora
lagi karena mengkonsumsi, algae, zooplankton, bentoslunak, dan pakan buatan
berbentuk pellet.
Jenis Umpan Ikan Bandeng Diantaranya :
·
Pelet olahan: essen tenggiri, sarden, pelet coklat.
·
Pelet merah ikan koi.
·
Pelet udang/udang kupas.
·
Cacing laut
·
Lumut coklat.
·
Remah roti.
0 Comments