PENDALUAN
Teknik budidaya yang mulai berkembang memicu
minat investasi kelapa sawit di Indonesia. Salah satu bagian dari budidaya yang
paling penting adalah pembibitan. Pembibitan merupakan proses menumbuhkan dan
mengembangkan biji atau benih menjadi bibit yang siap untuk ditanam (Pardamean
2008). Sasaran pembibitan ini adalah menyediakan bibit kelapa sawit
unggul dan siap ditanam di perkebunan. Selain itu, kegiatan ini memastikan
ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan tepat waktu
dengan biaya yang ekonomis. Kondisi bibit unggul, baik secara genetik
maupun fenotipe merupakan modal perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk
mendapatkan produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi (Sunarko
2007).
Kondisi bibit unggul dapat diperoleh
melalui dua tahapan pembibitan, yaitu pembibitan awal (prenursery) dan
pembibitan utama (main nursery). Pada sebagian jenis tanaman termasuk kelapa
sawit, proses pembibitan diperlukan karena dipandang jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penanaman benih langsung dilapangan (Mangoensoekarjo
dan Semangun 2005).
Tahapan pembibitan ini
harus dilakukan dengan benar karena keberhasilan penanaman kelapa sawit di
lapangan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat media tanam dan bibit yang
digunakan. Hal ini akan mempengaruhi keuntungan dan kerugian perusahaan baik
berupa dana, waktu, maupun tenaga. Inilah yang menjadi alasan pentingnya
peranan pembibitan dalam keberhasilan perkebunan kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan sumber devisa
negara karena komoditas kelapa sawit memegang peranan sangat penting, disamping
itu, minyak sawit merupakan bahan baku yang digunakan sebagai minyak goreng di
seluruh dunia. Salah satu pembangunan pertanian di Indonesia adalah
meningkatkan produktifitas perusahaan dan nilai tambah produktifitasnya.
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1993 diperkirakan
mencapai 1,6 juta Ha dan jumlah produksi dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta
ton. Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit ditentukan oleh
faktor bibit (Pembibitan) yang memiliki sifat unggul, dikarenakan bibit yang
unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dengan tingkat produksi yang
tinggi apabila benar dalam pemilihan bibit dan dilaksanakan secara optimal.
Kelapa sawit adalah tanaman komoditas
utama perkebunan Indonesia, dikarenakan nilai ekonomi yang tinggi
dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak
diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa,
dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6
ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati
sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
Pembibitan merupakan awal kegiatan
lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan dan merupakan
faktor utama yang paling menentukan produksi per hektar tanaman. Pengelolaan
bibit yang dapat menciptakan kualitas bibit yang baik akan menghasilkan
pertumbuhan tanaman dan buah yang baik pula. Umur tanaman kelapa sawit
mulai saat ditanam sampai peremajaan kembali (replanting) dapat mencapai umur
ekonomis antara 25-30 tahun. Keadaan ini sangat ditentukan oleh kualitas bibit
yang ditanam. Oleh sebab itu teknik dan pengelolaan pembibitan harus menjadi
perhatian utama dan serius. faktor genetik bibit yang jelek yang sudah
tertanam beberapa tahun di lapangan sangat sulit (tidak pernah mungkin)
direhabilitasi menjadi bibit yang berkualitas baik.
Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit
adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya
yang efisien. Untuk mencapai
sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik, salah
satunya adalah pembibitan kelapa sawit. Produksi yang maksimal dapat tercapai
apabila tanaman berasal dari bibit yang baik dan sehat serta penerapan teknis
budidaya yang benar sesuai dengan standar. Keberhasilan pembibitan tidak
ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi
dari kualitas yang dihasilkan.
Untuk memperoleh bibit yang sehat dan baik. Maka pelaksanaan pembibitan kelapa
sawit memerlukan manajemen pembibitan yang matang sehingga menghasilkan
bibit-bibit kelapa sawit yang sesuai dengan kriteria yang
diharapkan. Selain itu juga menimalisir resiko kerugian. seperti biaya, waktu
dan tenaga.
Manajemen dapat diartikan sebagai
suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan (directing),
pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap
orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan,
(Mangoensoekerjo dan Hariono, 2005).
Manajemen pembibitan adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen
produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran.
Manajemen pembibitan (nursery) mengkhususkan
diri tentang hal ihwal yang berhubungan dengan faktor
memproduksi bibit dari penanganan pre
nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap
tanam dengan segala kegiatannya hingga pembibitan tersebut dikatakan berhasil.
PEMBAHASAN
2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk kelas
Angiospermae, ordo Palmales, famili Palmaceae, Sub-famili Palminae,
genus Elaeis, spesies Elaeis guinensis jacq, Elaeis melano
cocca, Elaeis odora.
Umur tanaman kelapa sawit
mulai dari tanam sampai awal peremajaan dapat mencapai 25 tahun, dengan tingkat
produksi puncak sekitar umur 15-18 tahun. Tinggi rendahnya produk buah
kelapa sawit (TBS) baru dapat diketahui setelah tanaman kelapa berbuah.
Untuk memastikan kelapa sawit yang akan ditanam dapat berproduksi tinggi dengan
kualitas yang baik maka diperlukan bibit yang berkualiatas unggul, yang
mempunyai kualitas faktor genetik (jenis bibit) dan kualitas faktor lingkungan
(Pahan, 2006).
2.2 Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit
Manajemen adalah suatu proses
usaha dengan melakukan kegiatan dengan bekerja-sama dengan orang lain, dengan
organisasi sebagai wadah dari manajemen. Organisasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu manajemen didalam perusahaan.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu
dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan dan bimbingan (directing), pelaksanaan (actuating),
serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang,
untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan, (Mangoensoekerjo dan Hariono,
2005).
Manajemen pembibitan adalah salah satu bidang
manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan,
dan manajemen perkantoran. Manajemen pembibitan (nursery) mengkhususkan diri tentang
hal ihwal yang berhubungan dengan faktor memproduksi bibit dari
penanganan pre nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap tanam dengan segala kegiatannya hingga pembibitan tersebut
dikatakan berhasil.
Faktor lingkungan (iklim,
tanah, topografi) bahan tanam, teknik pembibitan, tindakan kultur teknis,
dsb. Keberhasilan suatu usaha perkebunan ditentukan oleh kemampuan
seorang manajer dalam mengelola dan melaksanakan manajemen. Sehingga
manajemen kelapa sawit merupakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan
cara yang baik, terencana, terorganisasi, tersususun, terarah, dan
terkendali. Maka pembibitan kelapa sawit membutuhkan dan menerapkan aspek
manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan.
2.2.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan
merupakan suatu kegiatan pandangan masa depan yang disusun dan ditetapkan
sebelum kegiatan itu berjalan yang betujuan agar kegiatan yang akan
dilaksanakan akan berjalan dengan baik, teratur, dan terarah.
Perancanaaan merupakan fungsi manajemen yang mengarah kemasa depan dan
memutuskan tugas-tugas dari sumberdaya yang digunakan untuk mencapai sasaran,
(Ariani, 2005).
a. Penyiapan lokasi pembibitan
Menurut
Hartanto (2011), menyebutkan bahwa lokasi pembibitan perlu memperhatikan
beberapa persyaratan antara lain :
o Areal
memiliki topografi yang rata (kurang dari 15%) dan berada ditengah kebun.
o Dekat
dengan sumber air.
o Memiliki
akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan. Untuk 1 ha
pembibitan diperlukan jalan pengawasan sepanjang 200 m x 5 m.
o Terhindar
dari gangguan hama, penyakit, ternak, dan manusia.
o Tidak jauh
dari areal yang akan ditanami.
o Tidak
terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.
b. Pemilihan bahan tanam
Bahan tanam unggul bersertifikat dari institusi penjual kecambah berlegitimasi seperti Dami Mas (SMART), PPKS, PT Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), dan Sriwijaya.
Bahan tanam unggul bersertifikat dari institusi penjual kecambah berlegitimasi seperti Dami Mas (SMART), PPKS, PT Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), dan Sriwijaya.
2.2.2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi merupakan
sekelompok orang yang bekerjasama dalam menjalankan kegiatan atau usaha yang
mengarah ketujuan yang sama dan yang diinginkan, yang dilakukan dengan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil dalam mempermudah
pengerjaan. Pengoraganisasian dilakukan dengan cara menentukan tugas, apa
yang dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab atas tugas, dan pada tingkat mana
keputusan harus diambil, (Fathoni, 2006).
Pembagian kerja bagi tenaga pembibitan
(Organizing) berdasarkan (job description) pada pembibitan umumnya seperti, Struktur
organisasi di areal pengembangan khususnya pada areal pembibitan terdiri dari :
a) Estate
manager yang merancang, menangani, melakukan perencanaan teknis dilapangan,
membuat dan menganalisa laporan-laporan yang meliputi anggaran pembiayaan
diareal pembibitan dan bertanggung jawab terhadap Regional controller.
b) Kepala
divisi yang bertugas mengawasi, melaksanakan dan memberikan laporan-laporan
tentang kegiatan yang telah direncanakan kepada estate manager.
c) Kepala
bagian lapangan yang mengontrol aktivitas langsung dilapangan, memberikan
laporan kepada kepala divisi dan memberikan arahan kepada pengawas lapangan
tentang kegiatan teknis dilapangan.
d) Pengawas Lapangan
yang bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja
harian lepas atau pekerja borongan dan membuat laporan mengenai kegiatan para
pekerja dilapangan.
e) Pekerja
harian lepas dan borongan yang berasal dari daerah setempat maupun yang berasal
dari luar daerah yang dipekerjakan melalui system kontrak
2.2.3. Pengarahan
Pengarahan merupakan suatu
tindakan dalam mengusahakan agar semua anggota berusaha untuk mencapai tujan
dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan usaha-usaha organisasi,
yang artinya menggerakan orang-orang untuk mau bekerja dengan penuh kesadaran
secara bersama untuk mencaai tujuan. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan (leadership)
dalam pengarahan. Setalah rencana kerja disetujui maka rencana tersebut
dilaksakan dengan penuh tanggungjawab dan dikerjakan sesuai tugas yang
diberikan, (Zulham S, 2011).
Pelaksanaan
pembibitan/pengarahan (Actuating)
a. Penyiapan lokasi :
· Membuat jalan rintis ke lokasi-lokasi yang potensial
· Membuat jalan permanen ke arah lokasi pembibitan
· Membersihkan areal persemaian secara mekanis
· Membersihkan areal pembibitan utama secara mekanis
· Memesan bahan tanaman dan peralatan-peralatan
b. Persiapan persemaian :
· Membuat bedengan dan naungan
· Membangun gudang
· Mengisi dan memindahkan mini/babybag
· Memasang sistem pengairan
· Menerima dan menanam kecambah
c. Perawatan persemaian :
· Pengaiaran atau penyiraman
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Konsolidasi bibit yang miring
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
d. Persiapan dan penanaman di pembibitan utama
· Memasang sistem pengairan
· Membuat jalan di pembibitan
· Pemancangan, persiapan, dan pengisian tanah ke dalam kantong polibag besar
· Pemindahan semai dari persemaian (alih tanam)
e. Perawatan pembibitan utama
· Konsolidasi bibit doyong dan penambahan tanah pada polibag
· Penyiraman bibit
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
a. Penyiapan lokasi :
· Membuat jalan rintis ke lokasi-lokasi yang potensial
· Membuat jalan permanen ke arah lokasi pembibitan
· Membersihkan areal persemaian secara mekanis
· Membersihkan areal pembibitan utama secara mekanis
· Memesan bahan tanaman dan peralatan-peralatan
b. Persiapan persemaian :
· Membuat bedengan dan naungan
· Membangun gudang
· Mengisi dan memindahkan mini/babybag
· Memasang sistem pengairan
· Menerima dan menanam kecambah
c. Perawatan persemaian :
· Pengaiaran atau penyiraman
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Konsolidasi bibit yang miring
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
d. Persiapan dan penanaman di pembibitan utama
· Memasang sistem pengairan
· Membuat jalan di pembibitan
· Pemancangan, persiapan, dan pengisian tanah ke dalam kantong polibag besar
· Pemindahan semai dari persemaian (alih tanam)
e. Perawatan pembibitan utama
· Konsolidasi bibit doyong dan penambahan tanah pada polibag
· Penyiraman bibit
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
2.2.4. Evaluasi
Evaluasi merupakan
pengawasan dan pengendalian serta mengevaluasi hasil dari keseluruhan kegiatan
yang telah dilakukan untuk melihat kekurangan dalam kegitan, sehingga menjadi
motivasi untuk memperbaikinya untuk kegiatan selanjutnya.
2.3. Pembibitan
Pembibitan tanaman kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kegiatan
pengadaan bahan tanam yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi
pada masa selanjutnya. Melalui tahap pembibitan diharapkan akan menghasilkan
bibit yang baik dan berkualitas (Riniarti dan Bambang, 2012).
Pembibitan kelapa sawit yang baik dilakukan dengan cara dua tahap (double
stage), yang berarti pembibitan dilakukan dengan tahap pertama yaitu pre
nursery (pembibitan awal), kemudian tahap kedua yaitu main nursery (pembibitan
utama). Pembibtan dua tahap (Double stage) adalah cara yang umum
dilaksanakan di perusahaan perkebunan, karena memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya:
·
Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan
·
Mengurangi terjadinga kemungkinan kecambah mati atau
rusak
·
Bibit yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin
mutunya, karena telah mengalami beberapa tahapan seleksi di pre nursery dan
main nursery.
·
Seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan
polybag
2.3.1
Pembibitan Awal (Pre nursery)
Pembibitan awal (pre
nursery) adalah pembibitan tahap pertama dalam proses pembibitan kelapa
sawit, yang dipelihara dari umur 0 bulan sampai 3 bulan. Pembibitan
awal atau pre-nursery merupakan tahap pembibitan yang dilakukan apabila
pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan 2 tahap pembibtan (double stage).
Kecambah kelapa sawit ditanam di pre-nursery setelah itu baru dipindahkan ke
pembibitan utama atau main-nursery. Adapun beberapa kegiatan yang
dilaksanakan di pre-nursery adalah pembuatan bedengan, pembuatan naungan,
persiapan media tanam, persiapan polybag, penanaman kecambah, pemeliharaan,
seleksi bibit, pemindah dan pengangkutan bibit (Riniarti dan Bambang, 2012).
a.
Penanaman
Penanaman kecambah dilakukan tergantung dari waktu pengiriman dan musim.
Pada umumnya penanaman kecambah dilakukan pada musim hujan, tetapi dapat juga
dilakukan pada musim kemarau dan yang terpenting adalah kebutuhan akan air
dapat terpenuhi. Penanaman kecambah ditanam pada hari itu juga pada saat
kecambah baru tiba dipembibitan, jika dipaksa dapat ditanam pada hari
berikutnya, yang terpenting kecambah harus disimpan pada tempat yang aman,
sejuk dan packingnya tidak boleh dibuka. Sebelum ditanam kecambah ditimbang,
dihitung kembali dan dilakukan penyeleksian kecambah yang akan afkir akibat
Berjamur, busuk dan patah.
Penanaman kecambah
diperlukan ketelitian para pekerja, jika terjadi kesalahan dalam posisi
penanaman akan berdampak besar terhadap pertumbuhan kecambah. Pada PT. Mopoli Raya Kegiatan penanaman dilakukan oleh Buruh Harian Lepas (BHL) dengan diawasi oleh Mandor-mandor dan Asisiten. Kecambah
ditanam pada babybag yang sudah disusun pada bedengan di pre nursery dengan
melubangi memakai kayu dengan kedalaman lubang tanam antara 1-2 cm dengan
posisi akar (Radikula) menghadap kebawah dan bagian tunas (Plumula)
menghadap ke atas. Kemudian kecambah ditutup gembur dengan tanah pengisian
tanah. Pengisian tanah polybag yang terlalu padat dapat menghambat perkembangan
akar kecambah yang dapat menyebabkan bibit tumbuh kerdil. Setelah itu baby
polybag disiram dengan air agar media tanah lembab dan juga kebutuhan air bibit
tercukupi. Jika dibutuhkan dapat
diberikan mulsa pada permukaan babybag berupa potongan ilalang yang sudah
disterilkan dengan insektisida.
b. Pemeliharaan
Adapun pemeliharaan dalam pembibitan awal (pre
nursery) adalah :
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan kecambah dapat
tumbuh dengan baik dengan cara mencukupi kebutuhan airnya. Apabila kebutuhan air tidak terpenuhi pertumbuhan kecambah akan
mati, karena itu penyiraman sangatlah penting. Penyiraman di pre nursery
dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi mulai pukul 07:00-10:00 WIB dan sore hari mulai pukul 15:00-18:00
WIB, akan tetapi jika curah hujan diatas 8 mm maka tidak dilakukan
penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau teknis penyiraman lain seperti selang
irigasi atau sprinker tujuannya agar pada saat dilakukan penyiraman tekanan air yang keluar tidak
merusak permukaan tanah dan kecambah di dalam babybag. Penyiraman ini dilakukan oleh pekerja harian lepas. Air
yang dibutuhkan ssetiap bibit sekitar 0,1-0,3 liter/hari untuk bibit berumur
1-3 bulan.
2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh
kecambah agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh secara optimal. Pemupukan di pre
nursery dilakukan tenaga kerja harian lepas dengan diawasi oleh mandor agar
dosis yang diberikan sesuai dengan aturan dari perusahaan. Pemupukan di pre
nursery dilakukan saat bibit berumur 4
minggu setelah tanam. Ketika bibit telah memiliki satu helai daun berwarna
hijau tua.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk
urea dan pupuk majemuk NPK 15-15-6-4 dengan konsentrasi 0,2% (2 gram/liter
air), satu liter air mampu untuk memupuk sampai 100 bibit dengan cara
menyemprotkan ke bibit. Interval pemupukan setiap minggu selang seling (minggu
ganjil dengan urea dan minggu genap dengan NPK).
3. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan awal (pre nursery)
sangat diperlukan didalam pembibitan yang bertujuan dapat mengobati bibit yang
terkena serangan hama dan penyakit yang akan dapat merusak bibit. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan setelah penyiraman, kegiatan ini dilakukan dengan interval 2 minggu sekali
dengan menggunakan insektisida dan fungisida berdasarkan dosis anjuran hama yang biasanya menyerang bibit di pembibitan tahap awal (pre
nursery) di PT. Mopoli Raya adalah sebagai berikut :
·
Belalang (Valanga nigricornis)
Hama ini menyerang pada
bagian pinggir daun dan akan habis dimakan sehingga secara tidak langsung dapat
menghambat pertumbuhan bibit dan dalam kemampuan melakukan fotosintesis pun
terganggu.
·
Ulat grayak (spodoptera litura)
Hama ini menyerang banyak
tanaman lain. Pada tanaman kelapa sawit ulat merusak kulit ari daun.
·
Tungau (Red Spider Mite)
Hama ini menyerang pada
bagian bawah daun, sehingga akan menyebabkan daun berbintik-bintik, setelah itu
daun akan mengering dan berwarna cokelat.
·
Tikus (Rats)
Hama ini menyerang pada bagian batang yang masih muda.
Pengendalian hama diatas dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan
menyemprotkan bahan kimia dan secara manual (pemungutan/pengambilan hama).
Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan
pengendalian dengan cara manual. Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada
tigngkat yang lebih berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan
insektisida, fungisida, dengan rotasi 2 kali / bulan.
4. Pengendalian Gulma dan Konslidasi
Pengendalian gulma di pre nursery bertujuan membersihkan gulma
yang berada didalam maupun diluar polybag (area bedengan), karena gulma dapat
merebut unsur hara yang dibutuhkan oleh bibit sehingga pertumbuhan bibit pun
terganggu. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dengan cara
mencabut dan membersihkan gulma tersebut dengan menggunakan tangan yang ada pada babybag dan cangkul pada jalan kontrol
serta disekitar bedengan, kegiatan ini dilakukan interval 2 minggu kali.
Konsulidasi merupakan kegiatan penambahan tanah dalam polybag yang
terkikis akibat penyiraman dan hujan serta memperbaiki polybag yang miring.
Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam sebulan secara rutin.
5. Penanganan Bibit Kembar (Doubletone)
Bibit kembar pada berumur 2,5 bulan
dipisahkan dari bedengan utama dengan babybag dan media tanah dengan jumlah 2
kali lipat bibit kembar dan bedengan yang telah diberi naungan 75% atai inten
sitas cahaya 25%. Bibit kembar dipisahkan dengan cara membelah babybag dengan
menggunakan pisau yang tajam sehingga setiap bagian bibit akan membawa setengah
bola tanah dari babybag asalnya. Bibit hasil pembelahan sebelum ditanam
disemprot dengan fungisida kususnya pada bagian pangkal batang yang terpotong,
selanjutnya dimasukan ke babybag yang kosong secara hati-hati agar bola tanah
dan akarnya tidak terburai dan bagian yang kosong ditambahkan dengan tanah yang
telah disiapkan hingga penuh. Selanjutnya disusun dalam bedengan yang telah
disiapkan dan disiram secukupnya.
Setelah 2 minggu atau bibit nampak mulai
tumbuh normal, naungan dikurangi 50% dan satu minggu berikutnya dikurangi
kembali tinggal 25% dan satu minggu selanjutnya bebas naungan. Jumlah hasil
bibit hasil pemisahan dibuat dalam berita acara pemisahan yang ditandatangi
oleh GM dan dicatat sebagai penambahan dalam dalam buku stok bibit.
6. Seleksi
Kegiatan penyeleksian bertujuan memisahkan antara bibit yang normal
dengan bibit yang abnormal. Kegiatan ini dilakukan agar pada saat bibit ditanam
di main nursery adalah bibit yang benar-benar normal dan sehat.
Pelaksanaan kegiatan ini diawasi secara ketatdan dilakukan pada saat bibit akan
dipindahkan ke main nursery. Seleksi pembibitan pre nursery dilakukan
2 tahap yaitu: tahap I bibit berumur 1 bulan-1,5 bulan dan tahap II bibit
berumur 3 bulan sampai 3,5 bulan, besarnya angka seleksi 5-10%.
Bibit yang diseleksi
(afkir) dicatat di inventaris bibit sebagai pengurangan dalam buku stok
bibit dipisahkan dari bedeng, dikumpulkan di lokasi khusus dan di musnahkan secara kumulatif dengan cara dicincang dan dibakar. Kriteria bibit yang abnormal
diantaranya adalah :
·
Bibit mempunyai daun berputar dan batang melintir (Twisted
Leaf)
·
Bibit mempunyai daun sempit dan tegak seperti rumput.
·
Helaian daun menggulung (Roiler Leaf)
·
Helaian daun bersatu tidak terbuka (Colante)
·
Helaian daun berkerut tampak seperti duri (Crincle
Leaf)
·
Bentuk seperti bibit normal dengan jumlah daun yang sama
akan tetapi ukuran bibit lebih kecil (Runt)
·
Bibit terkena serangan
hama penyakit
Faktor yang dapat menyebabkan bibit abnormal antara lain kesalahan dalam
penanaman kecambah (kecambah ditanam terbalik) pada saat penyiraman yang tidak
merata dan berlebihan.
2.3.2 Pemindahan dari Pre nursey Ke Main nursey
Pemindahan dari pre nursey ke main nursey sebaiknya dipindahkan pada waktu yang tepat
pada saat bibit berumur 3 bulan hal tersebut bertujuan agar bibit tidak
mengalami shock pada saat transplanting pembibitan utama (main
nursery). Bibit yang berumur 3 bulan biasanya telah memiliki 4 helai daun
sehingga pada proses pemindahan nantinya bibit tersebut telah mampu beradaptasi
pada lingkungan barunya. Sebelum
dilakukan penanaman, polybag di main nursery disiram terlebih dahulu.
Kemudian dibuat lubang dengan alat kusus pelubang dengan diameter yang sama
dengan ukuran bola tanah babybag, selanjutnya bibit diecerkan di dekat
sisi-sisi polybag. Sebelum ditanam babybag dipadatkan dengan cara mengepalkan
dengan tangan selanjutnya babybag dibalikan dan dipegang dengan tangan kiri,
sedangkan tangan kanan menggunakan dua jari menarik pada lipatan bawah polybag
ke atas sampai terlepas dari bola tanah.
Bibit yang telah lepas dari babybag
dimasukan ke dalam lubag yang telah disediakan, kemudian tanah yang disekitar
bola tanah bibit dipadatkan dan diusahakan agar permukaan bola tanah bibit rata
dengan permukaan tanah dalam polybag. Setelah bibit ditanam dilakukan
penyiraman selanjutnya dinuat papan keterangan yang menjelaskan, tanggal pindah
tanam, jumlah bibit, sumber benih (varietas) dan partai (kelompok).
2.3.3 Pembibitan Utama (Main nursery)
Pembibitan utama merupakan
tahap kedua setalah pembibitan awal dan bibit dipelihara dai umur 3 bulan
sampai 12 bulan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembibitan tersebut adalah
persiapan dan pengolahan tanah, persiapan kebutuhan air dan instalasi
penyiraman, pemancangan, persiapan media tanam, persiapan polybag, pengisian
polibag, penanaman bibit dan pemeliharaan (Riniarti dan Bambang, 2012).
a.
Penyiraman
Dilakukan dua kali dalam sehari pada
pagi mulai pukul 07:00-10:00 WIB dan sore hari mulai pukul 15:00-18:00 WIB
dengan volume 2 liter/polybag atau tergantung pada curah hujan, apabila curah
hujan di atas 10 mm maka penyiraman pun tidak diperlukan lagi. Penyiraman di pembibitan utama dilakukan dengan dua jenis system
penyiraman yaitu : Penyiraman dengan menggunakan selang kepala gembor. Untuk penyiraman ini dilakukan dengan menarik air dari sumbur air
dengan menggunakan pompa dan disalurkan ke pipa fiber yang bagian ujungnya
dipasang kepala gembor.
Tabel 5. Kebutuhan Air Di Pembibitan
Umur Bibit
|
Kebutuhan Air per Tanaman
(liter)
|
|
Perhari
|
Selama di Pembibitan
|
|
0-3 bulan
|
1
|
90
|
3-6 bulan
|
2
|
180
|
6-12 bulan
|
3
|
540
|
Total /rata-rata
|
2,25
|
720
|
Sumber:
Data PT. Mopoli Raya Tahun 2012
b.
Pemberian Mulsa
Jika dibutuhkan setiap permukaan
tanah dapat diberi mulsa berupa cangkang kering sebanyak 0,5 kg/polybag. Fungsi
mulsa adalah untuk menekan penguapan air, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi
erosi dan mengatur sushu tanah.
c.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memberikan unsur hara yang cukup pada bibit
agar pertumbuhan bibit baik dan normal. Pemupukan dilakukan dengan cara
ditaburkan pada permukaan tanah di
pinggir polybag dua kali satu bulan dan harus sesuai dengan
Rekomendasi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK majemuk 15-15-6-4 dimana kandungan pupuk
tersebut adalah 15% unsur N, 15% unsur P, 6% unsur K dan 4% unsur Magnesium pada
umur bibit 16 minggu - 28 minngu dan 12-12-17-2 dimana kandungan pupuk tersebut adalah 12% unsur N, 12% unsur P, 17%
unsur K dan 2% unsur Magnesium pada umur bibit 32 minggu – 52 minggu. Jika dijumpai
depisiensi kusus dapat diberikan pemupukan ekstra dengan rekomendasi dari
ekonomi.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit di pembibitan utama (main
nursery) pada dasarnya sama saja pada pembibitan awal (pre nursery)
hanya saja yang membedakan adalah dosis yang diberikan. Untuk dosis
dipembibitan utama adalah 400 gr/200 liter air. Obat yang digunakan dalam
pengendalian hama dan penyakit ini adalah decis dan dithen m 45.
Pengendalian hama penyakit dilakukan
apabila terjadi serangan pada tanaman. Kusus bibit yang terserang penyakit yang
mudah/cepat menular seperti karat daun harus diisolasi dari bibit yang sehat
dan diberikan perlakuan kusus.
e.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di pembibitan utama bertujuan agar tidak terjadi
perebutan unsur hara yang dapat mengahambat pertumbuhan bibit. Pengendalian gulma di
pembibitan utama terbagi dua jenis yaitu weeding atas adalah pembersihan gulma
yang berada di dalam polybag
dilakukan secara manual yaitu menggunakan tangan. Sedangkan weeding bawah adalah pembersihan gulma yang berada pada barisan
diluar polybag dilakukan dengan menyemprot herbisida seperti roundap dengan
dosis 1 liter/ha dilarutkan dengan 200 liter air serta menggunakan sungkup pada ujung sprayer.
f.
Konsolidasi
Konsolidasi di pembibitan utama
dilakukan 1 bulan sekali yaitu menegakkan tanaman yang tumbuhnya miring, memperbaiki polybag yang rusak dan menambah tanah dalam
polybag (hanya sampai umur 6
bulan). Kegiatan ini memiliki peran yang penting karena dapat
membantu mencegah terjadinya kerusakan bibit.
g.
Seleksi
Penyeleksian dilakukan agar pada saat transplanting ke lapangan bibit
yang ditanam adalah bibit yang benar-benar normal dan juga berkualitas.
Penyeleksian di pembibitan utama ini dilakukan oleh Mandor dan dua orang tenaga
kerja. Pembibitan di main nursery dilakukan penyeleksian sebanyak 3 kali.
Seleksi pertama dilakukan pada saat bibit berumur 6 bulan, seleksi kedua
dilakukan pada saat bibit berumur 9 bulan dan untuk seleksi ketiga dilakukan
pada saat bibit berumur 12-14 bulan pada saat bibit akan transplanting
kelapangan. Untuk penyeleksian pada saat bibit akan transplanting kelapangan
dilakukan penyeleksian dua minggu sebelum bibit ditanam kelapangan dan
dilakukan putar bibit 180 drajat bertujuan mematahkan akar-akar yang telah
menembus tanah.
Kriteria bibit yang afkir di pembibitan utama adalah:
·
Anak daun jarang
·
Tumbuh berputar
·
Daun bergulung
·
Daun seperti lalang
·
Tumbuh memanjang
·
Permukaan tajuknya rata
·
Bibit kerdil
·
Anak daun kusut/keriting
·
Anak daun rapat dan
pendek
·
Penyakit tajuk
·
Collante
·
Sudut antara pelepah dan
sumbu tegak relatif sempit/tajam
·
Daun terkulai.
Bibit abnormal dicatat jumlahnyasetiap kali melakukan penyeleksian dan
dipisahkan dilokasi tertentu sebelum dimusnahkan dengan jumlah seleksi di main
nursery adalah 15% - 20% masih dikatakan normal. Jika melebihi dari
biasa maka perlu perhatian yang lebih terhadap pemeliharaannya di lapangan. Pemusnahan bibit afkir dilakukan
dan disaksikan oleh Maneger, GM dan bagian tanaman dengan membuat Berita Acara
Pemusnahan (BAP) yang dilengkapi dengan foto dokumentasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
tingginya persentase bibit yang tidak normal adalah ;
· Kesalahan menanam dari polybag kecil ke polybag besar sseperti terlalu
dalam atau dangkal
· Penyiraman tidak merata, terlalu deras atau tidak cukup air sehingga
pertumbuhan heterogen.
Kesimpulan
Pelaksanaan
pembibitan kelapa sawit memerlukan manajemen pembibitan yang matang sehingga
menghasilkan bibit-bibit kelapa sawit yang sesuai dengan kriteria yang
diharapkan. Selain itu juga menimalisir resiko kerugian. seperti biaya, waktu
dan tenaga.
Manajemen dapat diartikan sebagai
suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan (directing),
pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap
orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan,
(Mangoensoekerjo dan Hariono, 2005).
Manajemen
pembibitan adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi,
manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemen
pembibitan (nursery) mengkhususkan
diri tentang hal ihwal yang berhubungan dengan faktor
memproduksi bibit dari penanganan pre
nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap tanam dengan segala kegiatannya
hingga pembibitan tersebut dikatakan berhasil.
Fajar,Anung. 2014. Manajemen
Pembibitan Kelapa Sawit. http://arnungfajartyanto.Blogspot
.com/2014/12/manajemen-pembibitan-kelapa-sawit-by-al.html . Diakses pada 8
Mei 2016.
.com/2014/12/manajemen-pembibitan-kelapa-sawit-by-al.html . Diakses pada 8
Mei 2016.
0 Comments