Blogger templates

BISNIS PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaesis Guineensis Jacq)

PENDALUAN
Teknik budidaya yang mulai berkembang memicu minat investasi kelapa sawit di Indonesia. Salah satu bagian dari budidaya yang paling penting adalah pembibitan. Pembibitan merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan biji atau benih menjadi bibit yang siap untuk ditanam (Pardamean 2008). Sasaran pembibitan ini adalah menyediakan bibit kelapa sawit unggul dan siap ditanam di perkebunan. Selain itu, kegiatan ini memastikan ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan tepat waktu dengan biaya yang ekonomis. Kondisi bibit unggul, baik secara genetik maupun fenotipe merupakan modal perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk mendapatkan produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi (Sunarko 2007).
            Kondisi bibit unggul dapat diperoleh melalui dua tahapan pembibitan, yaitu pembibitan awal (prenursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pada sebagian jenis tanaman termasuk kelapa sawit, proses pembibitan diperlukan karena dipandang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan penanaman benih langsung dilapangan (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005).
Tahapan pembibitan ini harus dilakukan dengan benar karena keberhasilan penanaman kelapa sawit di lapangan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat media tanam dan bibit yang digunakan. Hal ini akan mempengaruhi keuntungan dan kerugian perusahaan baik berupa dana, waktu, maupun tenaga. Inilah yang menjadi alasan pentingnya peranan pembibitan dalam keberhasilan perkebunan kelapa sawit.
            Kelapa sawit merupakan sumber devisa negara karena komoditas kelapa sawit memegang peranan sangat penting, disamping itu, minyak sawit merupakan bahan baku yang digunakan sebagai minyak goreng di seluruh dunia.  Salah satu pembangunan pertanian di Indonesia adalah meningkatkan produktifitas perusahaan dan nilai tambah produktifitasnya.  Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1993 diperkirakan mencapai 1,6 juta Ha dan jumlah produksi dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton.  Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit ditentukan oleh faktor bibit (Pembibitan) yang memiliki sifat unggul, dikarenakan bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dengan tingkat produksi yang tinggi apabila benar dalam pemilihan bibit dan dilaksanakan secara optimal.
            Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, dikarenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
            Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan dan merupakan faktor utama yang paling menentukan produksi per hektar tanaman. Pengelolaan bibit yang dapat menciptakan kualitas bibit yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan buah yang baik pula.  Umur tanaman kelapa sawit mulai saat ditanam sampai peremajaan kembali (replanting) dapat mencapai umur ekonomis antara 25-30 tahun. Keadaan ini sangat ditentukan oleh kualitas bibit yang ditanam. Oleh sebab itu teknik dan pengelolaan pembibitan harus menjadi perhatian utama dan serius. faktor genetik bibit yang jelek yang sudah tertanam beberapa tahun di lapangan sangat sulit (tidak pernah mungkin) direhabilitasi menjadi bibit yang berkualitas baik.

            Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik, salah satunya adalah pembibitan kelapa sawit. Produksi yang maksimal dapat tercapai apabila tanaman berasal dari bibit yang baik dan sehat serta penerapan teknis budidaya yang benar sesuai dengan standar. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan.
            Untuk memperoleh bibit yang sehat dan baik. Maka pelaksanaan pembibitan kelapa sawit memerlukan manajemen pembibitan yang matang sehingga menghasilkan bibit-bibit kelapa sawit yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Selain itu juga menimalisir resiko kerugian. seperti biaya, waktu dan tenaga.
            Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan (directing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan, (Mangoensoekerjo dan Hariono, 2005).
                Manajemen pembibitan adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemen pembibitan (nursery) mengkhususkan diri tentang hal ihwal yang berhubungan dengan faktor memproduksi bibit dari penanganan pre nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap tanam dengan segala kegiatannya hingga pembibitan tersebut dikatakan berhasil.

PEMBAHASAN
2.1  Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk kelas Angiospermae, ordo Palmales, famili Palmaceae, Sub-famili Palminae, genus Elaeis, spesies Elaeis guinensis jacq, Elaeis melano cocca, Elaeis odora.
Umur tanaman kelapa sawit mulai dari tanam sampai awal peremajaan dapat mencapai 25 tahun, dengan tingkat produksi puncak sekitar umur 15-18 tahun.  Tinggi rendahnya produk buah kelapa sawit (TBS) baru dapat diketahui setelah tanaman kelapa berbuah.  Untuk memastikan kelapa sawit yang akan ditanam dapat berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik maka diperlukan bibit yang berkualiatas unggul, yang mempunyai kualitas faktor genetik (jenis bibit) dan kualitas faktor lingkungan (Pahan, 2006).

2.2  Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit
Manajemen adalah suatu proses usaha dengan melakukan kegiatan dengan bekerja-sama dengan orang lain, dengan organisasi sebagai wadah dari manajemen.  Organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu manajemen didalam perusahaan.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan (directing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan, (Mangoensoekerjo dan Hariono, 2005).
 Manajemen pembibitan adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemen pembibitan (nursery) mengkhususkan diri tentang hal ihwal yang berhubungan dengan faktor memproduksi bibit dari penanganan pre nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap tanam dengan segala kegiatannya hingga pembibitan tersebut dikatakan berhasil.
Faktor lingkungan (iklim, tanah, topografi) bahan tanam, teknik pembibitan, tindakan kultur teknis, dsb.  Keberhasilan suatu usaha perkebunan ditentukan oleh kemampuan seorang manajer dalam mengelola dan melaksanakan manajemen.  Sehingga manajemen kelapa sawit merupakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan cara yang baik, terencana, terorganisasi, tersususun, terarah, dan terkendali.  Maka pembibitan kelapa sawit membutuhkan dan menerapkan aspek manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
2.2.1  Perencanaan (Planning)
   Perencanaan merupakan suatu kegiatan pandangan masa depan  yang disusun dan ditetapkan sebelum kegiatan itu berjalan yang betujuan agar kegiatan yang akan dilaksanakan akan berjalan dengan baik, teratur, dan terarah.  Perancanaaan merupakan fungsi manajemen yang mengarah kemasa depan dan memutuskan tugas-tugas dari sumberdaya yang digunakan untuk mencapai sasaran, (Ariani, 2005).
a.       Penyiapan lokasi pembibitan
Menurut Hartanto (2011), menyebutkan bahwa lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan antara lain :
o    Areal memiliki topografi yang rata (kurang dari 15%) dan berada ditengah kebun.
o    Dekat dengan sumber air.
o    Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan. Untuk 1 ha pembibitan diperlukan jalan pengawasan sepanjang 200 m x 5 m.
o    Terhindar dari gangguan hama, penyakit, ternak, dan manusia.
o    Tidak jauh dari areal yang akan ditanami.
o    Tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.
b.  Pemilihan bahan tanam
Bahan tanam unggul bersertifikat dari institusi penjual kecambah berlegitimasi seperti Dami Mas (SMART), PPKS, PT Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), dan Sriwijaya.

2.2.2.  Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama dalam menjalankan kegiatan atau usaha yang mengarah ketujuan yang sama dan yang diinginkan, yang dilakukan dengan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil dalam mempermudah pengerjaan.  Pengoraganisasian dilakukan dengan cara menentukan tugas, apa yang dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab atas tugas, dan pada tingkat mana keputusan harus diambil, (Fathoni, 2006).
Pembagian kerja bagi tenaga pembibitan (Organizing) berdasarkan (job description) pada pembibitan umumnya seperti, Struktur organisasi di areal pengembangan khususnya pada areal pembibitan terdiri dari :
a)      Estate manager yang merancang, menangani, melakukan perencanaan teknis dilapangan, membuat dan menganalisa laporan-laporan yang meliputi anggaran pembiayaan diareal pembibitan dan bertanggung jawab terhadap Regional controller.
b)      Kepala divisi yang bertugas mengawasi, melaksanakan dan memberikan laporan-laporan tentang kegiatan  yang telah direncanakan kepada estate manager.
c)      Kepala bagian lapangan yang mengontrol aktivitas langsung dilapangan, memberikan laporan kepada kepala divisi dan memberikan arahan kepada pengawas lapangan tentang kegiatan teknis dilapangan.
d)     Pengawas Lapangan  yang bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja harian lepas atau pekerja borongan dan membuat laporan mengenai kegiatan para pekerja dilapangan.
e)      Pekerja harian lepas dan borongan yang berasal dari daerah setempat maupun yang berasal dari luar daerah yang dipekerjakan melalui system kontrak
2.2.3.  Pengarahan
Pengarahan merupakan suatu tindakan dalam mengusahakan agar semua anggota berusaha untuk mencapai tujan dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan usaha-usaha organisasi, yang artinya menggerakan orang-orang untuk mau bekerja dengan penuh kesadaran secara bersama untuk mencaai tujuan. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan (leadership) dalam pengarahan.  Setalah rencana kerja disetujui maka rencana tersebut dilaksakan dengan penuh tanggungjawab dan dikerjakan sesuai tugas yang diberikan, (Zulham S, 2011).
Pelaksanaan pembibitan/pengarahan (Actuating)
a. Penyiapan lokasi :
· Membuat jalan rintis ke lokasi-lokasi yang potensial
· Membuat jalan permanen ke arah lokasi pembibitan
· Membersihkan areal persemaian secara mekanis
· Membersihkan areal pembibitan utama secara mekanis
· Memesan bahan tanaman dan peralatan-peralatan
b. Persiapan persemaian :
· Membuat bedengan dan naungan
· Membangun gudang
· Mengisi dan memindahkan mini/babybag
· Memasang sistem pengairan
· Menerima dan menanam kecambah
c. Perawatan persemaian :
· Pengaiaran atau penyiraman
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Konsolidasi bibit yang miring
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
d. Persiapan dan penanaman di pembibitan utama
· Memasang sistem pengairan
· Membuat jalan di pembibitan
· Pemancangan, persiapan, dan pengisian tanah ke dalam kantong polibag besar
· Pemindahan semai dari persemaian (alih tanam)
e. Perawatan pembibitan utama
· Konsolidasi bibit doyong dan penambahan tanah pada polibag
· Penyiraman bibit
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
2.2.4. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengawasan dan pengendalian serta mengevaluasi hasil dari keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan untuk melihat kekurangan dalam kegitan, sehingga menjadi motivasi untuk memperbaikinya untuk kegiatan selanjutnya.

2.3.      Pembibitan
Pembibitan tanaman kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kegiatan pengadaan bahan tanam yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya.  Melalui tahap pembibitan diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas (Riniarti dan Bambang, 2012).
Pembibitan kelapa sawit yang baik dilakukan dengan cara dua tahap (double stage), yang berarti pembibitan dilakukan dengan tahap pertama yaitu pre nursery (pembibitan awal), kemudian tahap kedua yaitu main nursery (pembibitan utama). Pembibtan dua tahap (Double stage) adalah cara yang umum dilaksanakan di perusahaan perkebunan, karena memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:
·         Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan
·         Mengurangi terjadinga kemungkinan kecambah mati atau rusak
·         Bibit yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin mutunya, karena telah mengalami beberapa tahapan seleksi di pre nursery dan main nursery.
·         Seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan polybag

2.3.1         Pembibitan Awal (Pre nursery)
Pembibitan awal (pre nursery) adalah pembibitan tahap pertama dalam proses pembibitan kelapa sawit, yang dipelihara dari umur 0 bulan sampai 3 bulan.   Pembibitan awal atau pre-nursery merupakan tahap pembibitan yang dilakukan apabila pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan 2 tahap pembibtan (double stage).  Kecambah kelapa sawit ditanam di pre-nursery setelah itu baru dipindahkan ke pembibitan utama atau main-nursery.  Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan di pre-nursery adalah  pembuatan bedengan, pembuatan naungan, persiapan media tanam, persiapan polybag, penanaman kecambah, pemeliharaan, seleksi bibit, pemindah dan pengangkutan bibit (Riniarti dan Bambang, 2012).
a.      Penanaman
Penanaman kecambah dilakukan tergantung dari waktu pengiriman dan musim. Pada umumnya penanaman kecambah dilakukan pada musim hujan, tetapi dapat juga dilakukan pada musim kemarau dan yang terpenting adalah kebutuhan akan air dapat terpenuhi. Penanaman kecambah ditanam pada hari itu juga pada saat kecambah baru tiba dipembibitan, jika dipaksa dapat ditanam pada hari berikutnya, yang terpenting kecambah harus disimpan pada tempat yang aman, sejuk dan packingnya tidak boleh dibuka. Sebelum ditanam kecambah ditimbang, dihitung kembali dan dilakukan penyeleksian kecambah yang akan afkir akibat Berjamur, busuk dan patah.
Penanaman kecambah diperlukan ketelitian para pekerja, jika terjadi kesalahan dalam posisi penanaman akan berdampak besar terhadap pertumbuhan kecambah. Pada PT. Mopoli Raya Kegiatan penanaman dilakukan oleh Buruh Harian Lepas (BHL) dengan diawasi oleh Mandor-mandor dan Asisiten. Kecambah ditanam pada babybag yang sudah disusun pada bedengan di pre nursery dengan melubangi memakai kayu dengan kedalaman lubang tanam antara 1-2 cm dengan posisi akar (Radikula) menghadap kebawah dan bagian tunas (Plumula) menghadap ke atas. Kemudian kecambah ditutup gembur dengan tanah pengisian tanah. Pengisian tanah polybag yang terlalu padat dapat menghambat perkembangan akar kecambah yang dapat menyebabkan bibit tumbuh kerdil. Setelah itu baby polybag disiram dengan air agar media tanah lembab dan juga kebutuhan air bibit tercukupi. Jika dibutuhkan dapat diberikan mulsa pada permukaan babybag berupa potongan ilalang yang sudah disterilkan dengan insektisida.




b.      Pemeliharaan
Adapun pemeliharaan dalam pembibitan awal (pre nursery) adalah :
1.      Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh dengan baik dengan cara mencukupi kebutuhan airnya. Apabila kebutuhan air tidak terpenuhi pertumbuhan kecambah akan mati, karena itu penyiraman sangatlah penting. Penyiraman di pre nursery dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi mulai pukul 07:00-10:00 WIB dan sore hari mulai pukul 15:00-18:00 WIB, akan tetapi jika curah hujan diatas 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau teknis penyiraman lain seperti selang irigasi atau sprinker tujuannya agar pada saat dilakukan penyiraman tekanan air yang keluar tidak merusak permukaan tanah dan kecambah di dalam babybag. Penyiraman ini dilakukan oleh pekerja harian lepas. Air yang dibutuhkan ssetiap bibit sekitar 0,1-0,3 liter/hari untuk bibit berumur 1-3 bulan.
2.      Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh kecambah agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh secara optimal. Pemupukan di pre nursery dilakukan tenaga kerja harian lepas dengan diawasi oleh mandor agar dosis yang diberikan sesuai dengan aturan dari perusahaan. Pemupukan di pre nursery dilakukan saat bibit berumur 4 minggu setelah tanam. Ketika bibit telah memiliki satu helai daun berwarna hijau tua.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dan pupuk majemuk NPK 15-15-6-4 dengan konsentrasi 0,2% (2 gram/liter air), satu liter air mampu untuk memupuk sampai 100 bibit dengan cara menyemprotkan ke bibit. Interval pemupukan setiap minggu selang seling (minggu ganjil dengan urea dan minggu genap dengan NPK).
3.      Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan awal (pre nursery) sangat diperlukan didalam pembibitan yang bertujuan dapat mengobati bibit yang terkena serangan hama dan penyakit yang akan dapat merusak bibit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah penyiraman, kegiatan ini dilakukan dengan interval 2 minggu sekali dengan menggunakan insektisida dan fungisida berdasarkan dosis anjuran hama yang biasanya menyerang bibit di pembibitan tahap awal (pre nursery) di PT. Mopoli Raya adalah sebagai berikut :
·         Belalang (Valanga nigricornis)
Hama ini menyerang pada bagian pinggir daun dan akan habis dimakan sehingga secara tidak langsung dapat menghambat pertumbuhan bibit dan dalam kemampuan melakukan fotosintesis pun terganggu.
·         Ulat grayak (spodoptera litura)
Hama ini menyerang banyak tanaman lain. Pada tanaman kelapa sawit ulat merusak kulit ari daun.
·         Tungau (Red Spider Mite)
Hama ini menyerang pada bagian bawah daun, sehingga akan menyebabkan daun berbintik-bintik, setelah itu daun akan mengering dan berwarna cokelat.
·         Tikus (Rats)
                  Hama ini menyerang pada bagian batang yang masih muda. Pengendalian hama diatas dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan menyemprotkan bahan kimia dan secara manual (pemungutan/pengambilan hama).
Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan pengendalian dengan cara manual. Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tigngkat yang lebih berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida, fungisida, dengan rotasi 2 kali / bulan.
4.      Pengendalian Gulma dan Konslidasi
Pengendalian gulma di pre nursery bertujuan membersihkan gulma yang berada didalam maupun diluar polybag (area bedengan), karena gulma dapat merebut unsur hara yang dibutuhkan oleh bibit sehingga pertumbuhan bibit pun terganggu. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dengan cara mencabut dan membersihkan gulma tersebut dengan menggunakan tangan yang ada pada babybag dan cangkul pada jalan kontrol serta disekitar bedengan, kegiatan ini dilakukan interval 2 minggu kali.
Konsulidasi merupakan kegiatan penambahan tanah dalam polybag yang terkikis akibat penyiraman dan hujan serta memperbaiki polybag yang miring. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam sebulan secara rutin.
5.      Penanganan Bibit Kembar (Doubletone)
Bibit kembar pada berumur 2,5 bulan dipisahkan dari bedengan utama dengan babybag dan media tanah dengan jumlah 2 kali lipat bibit kembar dan bedengan yang telah diberi naungan 75% atai inten sitas cahaya 25%. Bibit kembar dipisahkan dengan cara membelah babybag dengan menggunakan pisau yang tajam sehingga setiap bagian bibit akan membawa setengah bola tanah dari babybag asalnya. Bibit hasil pembelahan sebelum ditanam disemprot dengan fungisida kususnya pada bagian pangkal batang yang terpotong, selanjutnya dimasukan ke babybag yang kosong secara hati-hati agar bola tanah dan akarnya tidak terburai dan bagian yang kosong ditambahkan dengan tanah yang telah disiapkan hingga penuh. Selanjutnya disusun dalam bedengan yang telah disiapkan dan disiram secukupnya.
Setelah 2 minggu atau bibit nampak mulai tumbuh normal, naungan dikurangi 50% dan satu minggu berikutnya dikurangi kembali tinggal 25% dan satu minggu selanjutnya bebas naungan. Jumlah hasil bibit hasil pemisahan dibuat dalam berita acara pemisahan yang ditandatangi oleh GM dan dicatat sebagai penambahan dalam dalam buku stok bibit.
6.      Seleksi
Kegiatan penyeleksian bertujuan memisahkan antara bibit yang normal dengan bibit yang abnormal. Kegiatan ini dilakukan agar pada saat bibit ditanam di main nursery adalah bibit yang benar-benar normal dan sehat. Pelaksanaan kegiatan ini diawasi secara ketatdan dilakukan pada saat bibit akan dipindahkan ke main nursery. Seleksi pembibitan pre nursery  dilakukan 2 tahap yaitu: tahap I bibit berumur 1 bulan-1,5 bulan dan tahap II bibit berumur 3 bulan sampai 3,5 bulan, besarnya angka seleksi 5-10%.
Bibit yang diseleksi (afkir) dicatat di inventaris bibit sebagai pengurangan dalam buku stok bibit dipisahkan dari bedeng, dikumpulkan di lokasi khusus dan di musnahkan secara kumulatif dengan cara dicincang dan dibakar. Kriteria bibit yang abnormal diantaranya adalah :
·         Bibit mempunyai daun berputar dan batang melintir (Twisted Leaf)
·         Bibit mempunyai daun sempit dan tegak seperti rumput.
·         Helaian daun menggulung (Roiler Leaf)
·         Helaian daun bersatu tidak terbuka (Colante)
·         Helaian daun berkerut tampak seperti duri (Crincle Leaf)
·         Bentuk seperti bibit normal dengan jumlah daun yang sama akan tetapi ukuran bibit lebih kecil (Runt)
·         Bibit terkena serangan hama penyakit
Faktor yang dapat menyebabkan bibit abnormal antara lain kesalahan dalam penanaman kecambah (kecambah ditanam terbalik) pada saat penyiraman yang tidak merata dan berlebihan.

2.3.2 Pemindahan dari Pre nursey Ke Main nursey 
Pemindahan dari pre nursey ke main nursey sebaiknya dipindahkan pada waktu yang tepat pada saat bibit berumur 3 bulan hal tersebut bertujuan agar bibit tidak mengalami shock  pada saat transplanting pembibitan utama (main nursery). Bibit yang berumur 3 bulan biasanya telah memiliki 4 helai daun sehingga pada proses pemindahan nantinya bibit tersebut telah mampu beradaptasi pada lingkungan barunya. Sebelum dilakukan penanaman, polybag di main nursery disiram terlebih dahulu. Kemudian dibuat lubang dengan alat kusus pelubang dengan diameter yang sama dengan ukuran bola tanah babybag, selanjutnya bibit diecerkan di dekat sisi-sisi polybag. Sebelum ditanam babybag dipadatkan dengan cara mengepalkan dengan tangan selanjutnya babybag dibalikan dan dipegang dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggunakan dua jari menarik pada lipatan bawah polybag ke atas sampai terlepas dari bola tanah.
Bibit yang telah lepas dari babybag dimasukan ke dalam lubag yang telah disediakan, kemudian tanah yang disekitar bola tanah bibit dipadatkan dan diusahakan agar permukaan bola tanah bibit rata dengan permukaan tanah dalam polybag. Setelah bibit ditanam dilakukan penyiraman selanjutnya dinuat papan keterangan yang menjelaskan, tanggal pindah tanam, jumlah bibit, sumber benih (varietas) dan partai (kelompok).

2.3.3 Pembibitan Utama (Main nursery)
Pembibitan utama merupakan tahap kedua setalah pembibitan awal dan bibit dipelihara dai umur 3 bulan sampai 12 bulan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembibitan tersebut adalah persiapan dan pengolahan tanah, persiapan kebutuhan air dan instalasi penyiraman, pemancangan, persiapan media tanam, persiapan polybag, pengisian polibag, penanaman bibit dan pemeliharaan (Riniarti dan Bambang, 2012).

a.      Penyiraman
Dilakukan dua kali dalam sehari pada pagi mulai pukul 07:00-10:00 WIB dan sore hari mulai pukul 15:00-18:00 WIB dengan volume 2 liter/polybag atau tergantung pada curah hujan, apabila curah hujan di atas 10 mm maka penyiraman pun tidak diperlukan lagi. Penyiraman di pembibitan utama dilakukan dengan dua jenis system penyiraman yaitu : Penyiraman dengan menggunakan selang kepala gembor. Untuk penyiraman ini dilakukan dengan menarik air dari sumbur air dengan menggunakan pompa dan disalurkan ke pipa fiber yang bagian ujungnya dipasang kepala gembor.
Tabel 5. Kebutuhan Air Di Pembibitan
Umur Bibit
Kebutuhan Air per Tanaman (liter)
Perhari
Selama di Pembibitan
0-3 bulan
1
90
3-6 bulan
2
180
6-12 bulan
3
540
Total /rata-rata
2,25
720
Sumber: Data PT. Mopoli Raya Tahun 2012
b.      Pemberian Mulsa
Jika dibutuhkan setiap permukaan tanah dapat diberi mulsa berupa cangkang kering sebanyak 0,5 kg/polybag. Fungsi mulsa adalah untuk menekan penguapan air, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi dan mengatur sushu tanah.
c.       Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memberikan unsur hara yang cukup pada bibit agar pertumbuhan bibit baik dan normal. Pemupukan  dilakukan dengan cara ditaburkan pada permukaan tanah di pinggir polybag dua kali satu bulan dan harus sesuai dengan Rekomendasi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK majemuk 15-15-6-4 dimana kandungan pupuk tersebut adalah 15% unsur N, 15% unsur P, 6% unsur K dan 4% unsur Magnesium pada umur bibit 16 minggu - 28 minngu dan 12-12-17-2 dimana kandungan pupuk tersebut adalah 12% unsur N, 12% unsur P, 17% unsur K dan 2% unsur Magnesium pada umur bibit 32 minggu – 52 minggu. Jika dijumpai depisiensi kusus dapat diberikan pemupukan ekstra dengan rekomendasi dari ekonomi.

d.      Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit di pembibitan utama (main nursery) pada dasarnya sama saja pada pembibitan awal (pre nursery) hanya saja yang membedakan adalah dosis yang diberikan. Untuk dosis dipembibitan utama adalah 400 gr/200 liter air. Obat yang digunakan dalam pengendalian hama dan penyakit ini adalah decis dan dithen m 45.
Pengendalian hama penyakit dilakukan apabila terjadi serangan pada tanaman. Kusus bibit yang terserang penyakit yang mudah/cepat menular seperti karat daun harus diisolasi dari bibit yang sehat dan diberikan perlakuan kusus.
e.       Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di pembibitan utama bertujuan agar tidak terjadi perebutan unsur hara yang dapat mengahambat pertumbuhan bibit. Pengendalian gulma di pembibitan utama terbagi dua jenis yaitu weeding atas adalah pembersihan gulma yang berada di dalam polybag dilakukan secara manual yaitu menggunakan tangan. Sedangkan weeding bawah adalah pembersihan gulma yang berada pada barisan diluar polybag dilakukan dengan menyemprot herbisida seperti roundap dengan dosis 1 liter/ha dilarutkan dengan 200 liter air serta menggunakan sungkup pada ujung sprayer.
f.       Konsolidasi
Konsolidasi di pembibitan utama dilakukan 1 bulan sekali yaitu menegakkan tanaman yang tumbuhnya miring, memperbaiki polybag yang rusak dan menambah tanah dalam polybag (hanya sampai umur 6 bulan). Kegiatan ini memiliki peran yang penting karena dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan bibit.
g.      Seleksi
Penyeleksian dilakukan agar pada saat transplanting ke lapangan bibit yang ditanam adalah bibit yang benar-benar normal dan juga berkualitas. Penyeleksian di pembibitan utama ini dilakukan oleh Mandor dan dua orang tenaga kerja. Pembibitan di main nursery dilakukan penyeleksian sebanyak 3 kali. Seleksi pertama dilakukan pada saat bibit berumur 6 bulan, seleksi kedua dilakukan pada saat bibit berumur 9 bulan dan untuk seleksi ketiga dilakukan pada saat bibit berumur 12-14 bulan pada saat bibit akan transplanting kelapangan. Untuk penyeleksian pada saat bibit akan transplanting kelapangan dilakukan penyeleksian dua minggu sebelum bibit ditanam kelapangan dan dilakukan putar bibit 180 drajat bertujuan mematahkan akar-akar yang telah menembus tanah.
Kriteria bibit yang afkir di pembibitan utama adalah:
·         Anak daun jarang
·         Tumbuh berputar
·         Daun bergulung
·         Daun seperti lalang
·         Tumbuh memanjang
·         Permukaan tajuknya rata
·         Bibit kerdil
·         Anak daun kusut/keriting
·         Anak daun rapat dan pendek
·         Penyakit tajuk
·         Collante
·         Sudut antara pelepah dan sumbu tegak relatif sempit/tajam
·         Daun terkulai.
Bibit abnormal dicatat jumlahnyasetiap kali melakukan penyeleksian dan dipisahkan dilokasi tertentu sebelum dimusnahkan dengan jumlah seleksi di main nursery adalah 15% - 20% masih dikatakan normal. Jika melebihi dari biasa maka perlu perhatian yang lebih terhadap pemeliharaannya di lapangan. Pemusnahan bibit afkir dilakukan dan disaksikan oleh Maneger, GM dan bagian tanaman dengan membuat Berita Acara Pemusnahan (BAP) yang dilengkapi dengan foto dokumentasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya persentase bibit yang tidak normal adalah ;
·         Kesalahan menanam dari polybag kecil ke polybag besar sseperti terlalu dalam atau dangkal
·         Penyiraman tidak merata, terlalu deras atau tidak cukup air sehingga pertumbuhan heterogen.

Kesimpulan
            Pelaksanaan pembibitan kelapa sawit memerlukan manajemen pembibitan yang matang sehingga menghasilkan bibit-bibit kelapa sawit yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Selain itu juga menimalisir resiko kerugian. seperti biaya, waktu dan tenaga.
            Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan (directing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan, (Mangoensoekerjo dan Hariono, 2005).
           Manajemen pembibitan adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemen pembibitan (nursery) mengkhususkan diri tentang hal ihwal yang berhubungan dengan faktor memproduksi bibit dari penanganan pre nursery, enterplanting, dan main nursery hingga bibit siap tanam dengan segala kegiatannya hingga pembibitan tersebut dikatakan berhasil.


Fajar,Anung. 2014. Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit. http://arnungfajartyanto.Blogspot  
                     .com/2014/12/manajemen-pembibitan-kelapa-sawit-by-al.html
.  Diakses pada 8
                      Mei 2016.

Farlan,Edi. 2014. Manajemen Pembibitan (Nursery) Kelapa sawit Pada Pt. Mopoli Raya
                   Kabupaten Aceh Barat
. http://edifarlan.blogspot.com/2014/03/laporan-kkp-edi-
                   farlan-di-pt-mopoli.html
. Diakses pada : 8 Mei 2016.


 

Post a Comment

0 Comments