Dasar pengawetan/penanganan ikan
adalah mempertahankan kesegaran ikan dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin.
Hampir semua cara pengawetan/pengolahan ikan meninggalkan sifat-sifat khusus
pada setiap hasil awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh berubahnya bau (
odour ), cita rasa ( flavor ), wujud atau rupa (appearance) dan tekstur (
texture ) daging ikan.
Pengawetan/pengolahan ikan di
Indonesia merupakan salah satu segi penting dalam industry perikanan yang
semakin berkembang, agar dihasilkan produk akhir yang berkualitas baik, maka
harus diketahui dengan betul cara-cara pengolalahan/pengawetan yang memenuhi
persyaratan.
Pengawetan dan penanganan ikan
menyangkut berbagai aspek yang harus dipahami oleh setiap pelaksana yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut untuk mempertahankan mutu yang mengakibatkan
pada peningkatan nilai jual produk hasil perikanan.
BAIK TIDAKNYA MUTU BAHAN DASAR
DITENTUKAN OLEH 2 FAKTOR :
1.Factor intrinsik, yang dipengaruhi oleh gen (pembawa
sifat), umur, jenis kelamin, jenis (species). Factor-faktor ini melekat pada
bahan dan sukar dikendalikan
2.Factor ekstrinsik merupakan factor perlakuan yang dikerjakan oleh manusia terhadap bahan sebelum dilakukan pengolahan (cara-cara penangkapan, penanganan dikapal, pendaratan, pemasaran, pengesan, penyiangan, pencucian, pendinginan, pembekuan dll), dapat di atur karena yang melakukan manusia.
2.Factor ekstrinsik merupakan factor perlakuan yang dikerjakan oleh manusia terhadap bahan sebelum dilakukan pengolahan (cara-cara penangkapan, penanganan dikapal, pendaratan, pemasaran, pengesan, penyiangan, pencucian, pendinginan, pembekuan dll), dapat di atur karena yang melakukan manusia.
B.AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN
JIKA TIDAK DILAKUKAN PENANGANAN DENGAN BAIK.:
1. Aktivitas
enzim; proses penguraian organ-organ tubuh ikan oleh enzim-enzim yang terdapaat
didalam tubuh ikan sendiri (disebut autolisis).
2. Aktivitas
mikroorganisme/bakteri. Bagian tubuh ikan yang paling banyak mengandung bakteri
adalah: insang, usus, kulit, kulit.
Adanya oksidasi lemak
oleh udara; bisa timbul aroma tengik dan cara mencegahynya menghindari antara
ikan dengan udara bebas disekelilingnya.
C.TUJUAN UTAMA PROSES PENGAWETAN
DAN PENGOLAHAN IKAN Tujuan
pengawetan ikan untukMencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat
produksi melimpah ,Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan,Melaksanakan
diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan ,Meningkatkan pendapatan
nelayan atau petani ikan, sehinngga mereka terangsang untuk melipatgandakan
produksi.
Pengawetan/pengolahan
ikan juga bertujuan untuk menghambat atau menghentikan kegiatan zat-zat dan
mikroorganisme yang dapat menimbulkan kebusukan (kemunduran mutu) dan
kerusakan. Jadi pada dasarnya pengawetan/pengolahan ikan bertujuan melindungi
ikan dari pembusukan atau kerusakan karena perubahan yang disebabkan oleh
kegiatan mikroorganisme (jasad renik), kegiatan enzim (autolisa) dan
bakteri-bekteri pembusuk yang terdapat dalam badan ikan, yang sifatnya
merugikan. Perubahan tersebut harus dihentikan atau setidaknya dihambat, agar
ikan dan hasil perikanan lainnya tidak rusak atau busuk sebelum
diolah/diawetkan, diangkut, dan dipasarkan pada konsumen. Keadaan tersebut
dapat dicapai dengan cara pengawetan suhu rendah, pengawetan suhu tinggi,
pengalengan, pengeringan, fermentasi, penggaraman, pengasapan, pemindangan dan
lain-lain.
Pengawetan/pengolahan
dalam industry perikanan sangat ditentukan oleh kesempurnaan penanganan
(handling). Baik buruknya penanganan akan menentukan mutu ikan sebagai bahan
makanan atau bahan mentah untuk pengolahan lebih lanjut. Kalau penanganan
buruk, maka ikan akan cepat rusak/busuk sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Penanganan ikan segar bertujuan mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin, atau kondisi ini setidaknya masih cukup segar hingga ketangan konsumen. Jadi setelah ikan di tangkap dan diangkut keatas kapal, harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati. Demikian selanjutnya sampai ikan disimpan beku (dalam cold storage ) atau diolah (dengan pengalengan) atau langsung dimasak menjadi hidangan
Penanganan ikan segar bertujuan mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin, atau kondisi ini setidaknya masih cukup segar hingga ketangan konsumen. Jadi setelah ikan di tangkap dan diangkut keatas kapal, harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati. Demikian selanjutnya sampai ikan disimpan beku (dalam cold storage ) atau diolah (dengan pengalengan) atau langsung dimasak menjadi hidangan
.
Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup
tinggi, sehinggga merupakan media yg baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan
bakteri mikroorganisme lain. Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat (
tendon) , sehingga proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan
dengan produk ternak atau hewan lainnya.Produksi ikan bersifat musiman terutama
ikan laut Kadang produksi • Produksi ikan bersifat musiman,
terutama ikan laut . Kadang produksi
melimpah dan kadang rendah.Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah
mengenal musim.Sehingga perlu penanganan lebih lanjut.
D.
PROSES PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA:
1. Menggunakan suhu rendah,
Bakteri pembusuk hidup dilingkungan bersuhu 0 – 30° C. bila suhu diturunkan
dengan cepat maka aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti sama sekali.
2. Menggunakan suhu tinggi
, Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan suhu tinggi (80 – 90 ° C).
Mis ikan asap dan ikan kaleng.
3. Mengurangi kadar air dapat
dilakukan dengan cara :
- 1.Menggunakan udara panas;
penjemur an, oven atau alat pengering khusus (mechanical drier). 2.Menggunakan
proses osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air di dalam dan di
luar tubuh ikan berbeda, mis proses penggaraman. 3. Menggunakan tekanan mekanis misal:
pada kecap ikan, tepung ikan.4. Menggunakan
panas; pengasapan dan perebusan .
4. Menggunakan zat antiseptik;
asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium nitrit.
5. Menggunakan ruang hampa udara;
tujuannya untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering menimbulkan
efek bau tengik .
0 Comments