Blogger templates

ILMU ANTROPOLOGI KARANGAN KOENTJARANINGRAT


“REVIEW BUKU  PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI KARANGAN KOENTJARANINGRAT”
  PENDAHULUAN
Buku panduan untuk mahasiswa antropologi yang berjudul “Pengantar Ilmu Antropologi” merupakan sebuah jembatan yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam mempelajari disiplin ilmu ini. Di dalam buku ini terdapat penjabaran mendetail disertai dengan teori-teori yang mendukung agar pembaca dapat memproyeksikan apa yang sedang dibahas dalam buku ini. Buku yang telah berulang kali dicetak terdiri dari 391  halaman dan terdapat delapan bab yang dan dilengkapi dengan karangan – karangan yang dapat digunakan untuk memperjelas. Setiap babnya dijelaskan secara bertahap sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.

BAB I
Azas-azas dan ruang lingkup ilmu antropologi
Fase yang pertama
Fase pertama terjadi sekitar sebelum abad 1800. Peran penting di fase ini adalah kedatangan orang eropa barat di Afrika, Asia dan Amerika. Adanya pengaruh besar dari orang – orang eropa barat terhadap perkembangan pengetahuan.  Sedikit demi sedikit dapat mengumpulkan suatu pengetahuan baru yang berisi tentang deskripsi adat-istiadat , bahasa yang digunakan , ciri masing-masing suku dan lain –lain. Di dalam fase pertama ini muncul bahan pengetahuan etnografi. Dimana hal itu merupakan dasar dari ilmu Antropologi. Pengetahuan etnografi hendaknya perlu dikuasai oleh para antropolog. Pengertian pengetahuan etnografi itu sendiri adalah tentang deskripsi mengenai suatu suku bangsa.
Fase yang kedua
Fase kedua ini terjadi sekitar pertengahan Abad ke 19 . “ Cara berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sanga lambat dalam satu jangka waktu bribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-tingkat yang endah , melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat – tingkat tertinggi .” ( Koentjaraningrat : 1981 : Hal . 3 ).Dari hal tersebut kita bisa menggambarkan bahwa pola pikir masyarakat di dalam fase kedua ini sudah mulai berevolusi. Penyusunan etnografinya pun sudah menggunakan pola pikir yang demikian.
“ Dengan demikian pada fase perkembangannya yang ke – II ini ilmu Antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia. “ ( Koentjaraningrat : 1981 : Hal. 4)
Fase ketiga
Fase ketiga ini terjadi di awal abad ke 20. “ Mempelajari bangsa di luar Eropa itu penting , karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat yang tak komplek akan menambah juga pengertian masyarakat yang kompleks “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 4 ). Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa masyarakat yang kompleks itu seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu seperti apa . Ini yang perlu diketahui oleh para antropolog untuk bisa memahami masyarakat dari segala aspek. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bangsa selain bangsa eropa barat masih ada yang dianggap belum kompleks masyarakatnya. Mempelajari bangsa lain memang penting untuk para antropolog sebagai pembanding dan pelengkap ilmu yang sudah ada.
 Fase keempat
Fase ini terjadi setelah tahun 1930 .di dalam fase ini  perkembangan ilmu pengetahuan mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para antropolog memang diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang baru yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru.  “ Mengenai tujuannya , ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya. Tujuan Akademikalnya adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisiknya , masyarakat, serta kebudayannya.  Karena di dalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa , maka tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 6 )

Hubungan antara ilmu Antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh Koentjaraningrat  :
  1. Hubungan antara ilmu geologi dan Antropologi
  2. Hubungan antara imu paleontologi dan antropologi
  3. Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
  4. Hubungan antara imu kesehatan masyarakat dan antropologi
  5. Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
  6. Hubungan antara ilmu linguistik dengan antropologi
  7. Hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi
  8. Hubungan antara ilmu sejarah dengan antropologi
  9. Hubungan antara ilmu geografi dengan antropologi
10. Hubungan antara ilmu ekonomi dengan antropologi
11. Hubungan antara ilmu hukum dengan antropologi
12. Hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi
13. Hubungan antara ilmu politik dan antropologi
Metode ilmiah dari Antropologi
“ Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut , untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan ” (koentjaraningrat : 1981 : Hal 41 )
Tahap-tahap yang dilakukan saat menggunakan metode yang ilmiah dalam ilmu antropologi :
  1. Pengumpulan fakta
  2. Field Notes
  3. Penentuan ciri – ciri umum dan sistem
  4. Verifikasi



BAB II
MAKHLUK MANUSIA
Evolusi ciri-ciri biologi
–       Perubahan dalam proses keturunan
–       Proses percabangan makhluk primat
Plestosen dibagi menjadi 3 yaitu : Plestosen muda, lestosen madya, plestosen tua .
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma . Suatu gen yang telah lama diturunkan dari angkatan ke angkatan bribu-ribu tahun lamanya , pada saat ge itu terbentuk karena adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya. ( Koentjaraningrat:1981: hal 68)
–       Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Mongoloid adalah Pithecantropus Pakinensis.
–       Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Kaukasoid adalah Homo Sapiens Cromagnon.
–       Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Negroid adalah Homo Sapiens Asselar.
Aneka warna manusia
Metode yang harus diperhatikan saat mengklasifikasi suatu ras adalah dapat dilihat dari cirri lahir hingga cirri-ciri morfologi pada tubuh manusia seperti warna kulit, rambut, serta ukuran tinggi badan,berat badan dan lain-lain. Pada saat sekarang , semakin berkembangnya suatu pengetahuan mucul pula konsep-konsep baru mengenai pengklasifikasian ras ini. Munculah teori klasifikasi filogenetik. Klasifikasi filogenetik  ini sebagai pelengkap dari suatu pengindentifikasian suatu ras yang melihat dari cirri-ciri genotipnya yang melihat asal-usul antar ras serta percabangannya.



BAB III
KEPRIBADIAN
Definisi kepribadian
            Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi I  definisi kepribadian adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan jiwa yang membuat kita menjadi pribadi yang unik dalam bertingkah laku. Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku Pengantar Ilmu Antropologi karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian tentang kepribadian itu sendiri.
Unsur-unsur Kepribadian
  1. Disposisi mental
“Seluruh penggambaran , apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari hal tersebut kita bisa melihat bahwa di dalam hal kepribadian kita juga mengalami disposisi mental ketika individu itu sadar.
  1. Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan gambaran – gambaran yang baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi. Dengan kata lain apresepsi itu adalah tindak lanjut setelah menentukan atau setelah terjadi disposisi mental
  1. Persepsi
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan baru kita fokuskan lebih jauh atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan setelah terjadi Apersepsi. Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.
  1. Konsepsi
Gambaran –gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih berkaitan dengan hubungan antar fakta.
  1. Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau tingkah laku yang sudah mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari tas.
  1. Perasaan
Kehendak à Keinginan à Emosi
Ketka manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.
  1. Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang dihasilkan adalah pengetahuan dan pengetahun itu bersifa selalu baru.
  1. Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan “kreatif”. Kreatif ini hubungan antara konsep dengan fantasi.
BAB IV
MASYARAKAT
Pengertian masyarakat
Seperti halnya yang pernah di katakan oleh Prof Laksono mengenai pengertian dari masyarakat itu sendiri adalah suatu kesatuan hidup yang dibuat manusia denga mengandalakan suatu struktur ( tatanan sosil ).
Sama halnya dengan definisi masyarakat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh Koentjaraningrat. “ Masyarakat dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socious , yang berarti kawan . Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 144).
“Definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut : Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu , dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 146-147).
Kita memang tidak boleh terlalu termakan oleh Altrulisme karena Altrulisme ini bisa bersifat positif dan negatif. Kolektiva itu penting jika itu baik. Contohnya saat Altrulisme bersifat negatif kasus terorisme , sedangkan yang baik contohnya kolektiva yang terbangun di dalam gen atau kekerabatan.
Masyarakat bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunitas karena orang yang sama berkumpul di luar sistem ( Victor Turner). “Adanya prasarana untuk berinteraksi memang menyebabkan bahwa warga dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi.” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 144).
Perbedaan antara Golongan dan Kategori
Kategori :àBahasa Asingàberhubungan dengan hirarki(E.Durkhem,Marx)
          àYang membuat orang lain
                Golongan : dibuat oleh yang bersangkutan, berhadapan dengan struktur
    sosial, hirarkinya tidak terlihat jelas
 Unsur-unsur masyarakat
Berikut adalah unsur-unsur masyarakat yang ada , antara lain : (Koentjaraningrat : 1981: Hal 143).
  1. Kategori sosial
“Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 149). Penilaian secara objektif ini lah yang membuat orang lain . Maka dari itu berarti kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang dikenakan manusia.
  1. Golongan Sosial
Yang membedaka anatara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial ini memang memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori.
  1. Komunitas
  2. Kelompok dan Perkumpulan
Menurut C.H Cooley yang membedakan dua aspek hubungan antara kelompok yaituprimary group dan secondary group.
Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaitu Gemeinschaft danGesellschaf.
Tabel perbedaan antara kelompok dengan perkumpulan (Koentjaraningrat : 1981: Hal 158):
Kelompok
Perkumpulan
Primary Group
Association
Gemeinschaft
Gesellschaft
Solidarite mechanique
Solidariteorganique
Hubungan Familistic
Hubungan contractual
Dasar organisasi adat
Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karisma
Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
Hubungan berazas perorangan
Hubungan anonim&berazasguna

“Syarat dari konsep masyarakat yaitu kerumunan , kategori sosial dan golongan sosial” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 160-161).

INTEGRASI MASYARAKAT
“Struktur sosial . Dalam hal menganalisa masyarakat , seorang peneliti memerinci kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial. “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 171). Fungsi dari struktur sosial adalah sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam bermasyarakat.





BAB V
KEBUDAYAAN
“ Menurut imu antropologi , kebudayaan dalah : keseluruhan sistem gagasan , tindakan , hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat : 1981 : Hal 180). Kata kebudayaan itu sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal.
Kesimpulannya adalah bagian dari bud dan bagian dari akal. Pengertiannya adalah segala tindakan yang berhubungan dengan budaya maka akal dan budi ikut berperan dalam beberapa hal yang berupa cipta, rasa dan karsa.Maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa.
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban terletak pada penyebutan unsur dan bagian –bagian dari kebudayaan. “ peradaban “ juga sering dipakai untuk istilah istilah teknologi, pengetahuan,seni dan lain-lain.
Tiga Wujud Kebudayaan ( Koentjaraningrat : 1981 : Hal 186 )
  1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide , gagasan , nilai, norma , peraturan , dan sebagainya
  2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Kebudayaan sbagai benda hasil karya manusia.
Wujud yang pertama bisa dikatan sebagai wujud dari sistem kebudayaan atau Cultural system. Sedangkan wujud yang kedua adalah sebagai wujud dari Sistem sosial atauSocial System . Wujud yang ketiga adalah bisa dikatakan sebagai  kebudayaan fisik.
7 Unsur kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat:
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem pralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
BAB VI
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Konsep mengenai masyarakat dan kebudayaan
Melalui berbagai proses seperti:
  1. Internalisasi
  2. Sosialisasi
  3. Enkulturasi
Proses Evolusi budaya melalui :
  1. Difusi : Penyebaran budaya
  2. Akulturasi : Pencampuran budaya
  3. Asimilasi : Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur kebudayaan campuran.
  4. Inofasi : Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam , energi, teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan.
  5. Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
BAB VII
ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
“Konsep “daerah kebudayaan” atau culture area merupakan suatu penggabungan atau penggolongan ( yang dilakukan oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam masing-masing kebudayaan yang beranekawarna mempunyai beberapa unsure dan cirri yang menyolok serta serupa. Demikian system penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya merupakan suatu system klasifikasi yang mengklaskan beranekawarna suku bangsa yang tersebar di suau daerah atau benua besar ke dalam golongan –golongan berdasarkan atas beberapa persamaan unsure dalam kebudayaannya. “( Koentjaraningrat : 1981: hal 272)
  1. Derah kebudayaan di Amerika Utara
–       Eskimo
–       Yukon Mackenzie
–       Pantai barat laut
–       Dataran tinggi
–       Plains
–       Hutan timur
–       Kalifornia
–       Barat daya
–       Tenggara
–       Meksiko
  1. Daerah kebuayaan Amerika Latin
–       Cacique
–       Andes
–       Andes selatan
–       Rimba Tropik
–       Berburu dan meramu
  1. Daerah kebudayaan Afrika
–       Afrika utara
–       Hilir Nil
–       Sahara
–       Sudan Barat
–       Sudan timur
–       Hulu tengah Nil
–       Afrika tengah
–       Hulu selatan Nil
–       Tanduk Afrika
–       Pantai Guinea
–       Bantu Khatulistiwa
–       Bantu Danau-danau
–       Bantu timur
–       Bantu Tengah
–       Bantu barat daya
–       Bantu tenggara
–       Choisan
–       Madagaskar
  1. Derah kebudayaan Asia
–       Asia tenggara
–       Asia selatan
–       Asia barat daya
–       Cina
–       Steppa Asia tengah
–       Siberia
–       Asia Timur laut
BAB VIII
ETNOGRAFI
Batas –batas dari masyarakat , bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari deskripsi etnografi. Menurut koentjaraningrat dalam buku “ Introduction to Cultural Anthropology”. :
  1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih
  2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa
  3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal dan administratif
  4. Kesatuan masyuarakat yang batasnya dientukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri
  5. Ksatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah
  6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kestua ekologi
  7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama
  8. Kesatua masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya merata tinggi
  9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam .

TANGGAPAN MENGENAI BEBERAPA POKOK PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI
KELEBIHAN BUKU :
Hampir semua buku karangan Koentjaraningrat memiliki tipe yang khas dan disesuaikan cara belajar masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan text book. Penjabaran yang terperinci serta penyebutan dan penjelasan secara bertahap yang membuat para pembaca bisa memahami dengan baik. Buku ini lebih membicarakan sesuatu hal yang lansung ke intinya . Ini yang membuat para pembaca menjadi bisa lebih mudah memahami apa maksut dari si pengarang.
KELEMAHAN BUKU:
Buku ini sangat berstruktur dengan membaca secara terurut inilah yang belum semua orang bisa memahami buku dengan cara tersebut. Seperti halnya saya pribadi lebih menyukai buku karangan Cliford Gertz karena bukunya sangat mudah dipahami karena ada penjabaran konkret dan contoh nyata dari suatu pengalaman pribadi pengarang yang dijadikan suatu bahan pengetahuan serta dikemas dengan suatu cerita yang bisa memudahkan saya untuk memahami hal tersebut.Buku ini saya merasa seperti dituntut secara perlahan-lahan oleh penulis yang mempersempit gerak pikir saya ketika ingin mencoba untuk mengeksplorasi suatu pemahaman dalam suatu pengetahuan.Dalambahasa jawa , saya merasa “didekte” dan “dituntun”.

PENUTUP
Sebagian besar dalam buku Beberapa Pokok Pengantar Ilmu Antropologi ini sangat membantu para mahasiswa untuk mengenal antropologi secara mendalam namun ringan dalam segi bacaan. Buku ini merupakan buku yang sangat baik untuk pemula karena di buku ini banyak deskripsi – deskripsi, contoh – contoh kasus, dan diperkuat oleh teori-teori yang mendasar untuk pemula.

Post a Comment

1 Comments